wOw

Sabtu, 01 Januari 2011

KKN_ku

DISKRIPSI
POTENSI DESA SUROKONTO KULON
KEC. PAGERUYUNG KAB. KENDAL

Desa Surokonto Kulon merupakan salah satu desa di kecamatan Pageruyung yang kaya akan sumber daya alam. Sebagian besar wilayah desa merupakan lahan perkebunan, ladang, dan sawah. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani atau buruh tani. Hasil bumi yang cukup melimpah di desa ini adalah padi atau beras.
Meskipun demikian, hal tersebut tidak menutup potensi desa hanya tergantung pada sumber daya alamnya saja. Masih banyak usaha-usaha kecil yang di miliki oleh warga desa yang memiliki potensi yang sangat besar namun terhambat dalam hal pemasaran. Ada pun usaha kecil berpotesi yang ada di desa Surokonto Kulon antara lain:
1. Pembuatan Emping
Emping merupakan salah satu makanan yang dihasilkan dari tumbuhan melinjo. Cemilan ini sering kali kita jumpai di berbagai acara, dimana-mana dan diberbagai kesempatan. Bentuknya yang tipis dan renyah membuat cemilan ini digemari oleh berbagai kalangan.
Desa Surokonto Kulon, dukuh Krajan terdapat dua orang warga pembuat emping mlinjo yaitu ibu Buri’ah dan ibu Sariatun, yang menjalankan usahanya masing-masing. Usaha pembuatan emping yang mereka jalankan merupakan usaha kecil yang belum memiliki pegawai maupun tempat usaha sendiri. Usaha tersebut mereka jalankan sendiri di rumah masing-masing dengan bantuan pihak keluarga sendiri. Setiap harinya pembuat emping tersebut dapat membuat emping hingga 10 kg melinjo.
Proses pembuatan emping dari melinjo tidaklah mudah, memerlukan tenaga yang lebih. Alat-alat yang digunakan untuk membuatnya pun hanya ada di pasar yang merupakan kawasan pusat pengrajin emping saja. Adapun proses pembuatan emping melinjo, yaitu:
1.) Melinjo dikupas lalu disimpan hingga kering,
2.) Melinjo yang sudah kering lalu disangrai hingga matang dengan ciri bila dikupas kulit bijinya, isi bjinya tampak lebih bening,
3.) Mlinjo yang sudah disangrai dikupas kulitnya kembali dengan dipukul batu,
4.) Setelah dikupas, 2 - 3 butir melinjo dipukul-pukul hingga pipih dengan palu emping yang beratnya 2 kg di atas batu yang dan diberi alas plastik khusus untuk membuat emping,
5.) Setelah plastik tersebut penuh dengan emping, kemudian emping-emping tersebut dijemur di bawah sinar matahari langsung hingga emping-emping tersebut kering,
6.) Emping-emping tersebut dikemas dalam plastik atau kranjang.
Usaha pembuatan emping ini sangat berpotensi, namun masih terbentur dengan pemasaran dan kepegawaian. Hanya ibu Buriah dan bu Sariatun yang bisa membuat emping sehingga sangat sulit untuk mendapat pegawai. Hal ini membuat produksi emping tersebut menjadi terbatas.
Terima pesanan (order) Bu Riah telpon: 0812135239974
2. Pengrajin Patung dari Batu
Desa Surokonto Kulon memiliki sungai sebagai sumber air. Akan tetapi sungai tidak hanya dapat diambil airnya, oleh tangan yang kreatif dan trampil sungai juga diambil batunya untuk dijadikan sebuah karya yang mempunyai nilai lebih berupa patung.
Seorang warga di dukuh Jampangan desa Surokonto Kulon bernama Darsono memiliki imajinasi yang sangat tinggi, kreatif dan terampil dalam membuat patung. Banyak karya berupa patung yang terbuat dari batu yang telah ia ciptakan. Mulai dari asbak, ukiran kaligrafi, patung realisme, hingga patung imajinatif tercipta dari tangannya.
Bermodalkan tatah, palu, kuas dan peralatan sederhana lainya dia dapat menciptakan berbagai macam bentuk yang ada dalam imajinasinya. Bahan utama patungnya adalah batu-batu yang ada di tepi-tepi sungai yang ada di Desa Surokonto Kulon dan juga ada yang dari tanah liat. Pengrajin patung ini juga tak segan untuk mencari batu-batu yang memiliki kualitas yang lebih baik hingga keluar kota.

Telah banyak karya patung yang ia ciptakan. Akan tetapi, usaha yang berpotensi sangat besar ini harus terhambat oleh pemasarannya. Sulit baginya untuk menjangkau konsumen peminat hasil karyanya dengan letak rumah sekaligus tempat kerjanya yang berada di desa yang cukup sulit dijangkau ini.
Terima pesanan (order) Pak Darsono telpon: 08122513455

3. Keterampilan membuat tas dengan sulaman
Pemuda merupakan sumber daya manusia yang paling berpotensi. Oleh karena itu perlu adanya suatu pelatihan untuk memunculkan dan mengembangkan potensi pemuda-pemudi tersebut. Remaja putri desa Surokonto Kulon telah mendapatkan pelatihan pembuatan tas dengan berbagai macam sulaman, mulai dari sulaman benang, payet hingga sulam pita oleh Tim KKN UNNES`10 hingga dapat menciptakan sebuah karya berupa tas yang sangat cantik dengan hiasan berupa sulaman.
Meski hanya mendapatkan pelatihan dalam waktu singkat, namun remaja putri ini telah terampil membuat berbagai macam sulaman, mulai dari sulaman benang, payet, hingga sulaman pita. Keterampilan ini dimanfaatkan oleh remaja putri desa Surokonto Kulon untuk membuat sebuah usaha untuk dapat meningkatkan perekonomian. Jadi, jangan remehkan usaha yang baru dirintis oleh para remaja putri ini.


4. Keterampilan menghias jilbab dengan sulaman
Di desa Surokonto Kulon, kegiatan kumpul warganya berupa pengajian sekaligus PKK. Tim KKN UNNES mengisi kegiatan PKK dan pengajian tersebut dengan keterampilan menghias jilbab polos yang biasa digunakan ibu-ibu tersebut dengan sulaman benang, payet, atau pita.
Selain untuk mengisi kegiatan PKK dan pengajian tersebut, hal ini dapat menambah potensi ibu-ibu desa untuk membuat usaha menghias jilbab untuk menambah nilai dari jilbab tersebut sehingga dapat dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Dengan begitu, secara tidak langsung meningkatkan perekonomian desa pada umumnya dan perekonomian keluarga pada khususnya.
Berawal dari hanya sekedar untuk mengisi waktu luang dengan menghias jilbab yang polos, ibu-ibu tersebut dapat membeli jilbab polos yang kemudian dihias sesuai selera atau bahkan dapat dijual kembali daqn mendapatkan keuntungan dari jilbab yang telah dihias tersebut.

Tidak ada komentar: