wOw

Sabtu, 01 Januari 2011

BABAD PANJALU

BABAD PANJALU

Babad merupakan salah satu karya sastra jawa baru yang termasuk kedalam sastra sejarah bukan sejarah sastra karena sebagai suatu karya sastra yang data mengungkapkan cerita tentang sejarah- sejarah yang terjadi pada masa lampau misal: tentang perjalanan suatu tokoh dari mulai awal sampai pada masa kejayaan seorang raja, sil-silah raja- raja, membuka wilayah yang merupakan tempat berdirinya suatu kerajaan separti majapahit, pajang, mataram dan lain- lain.
Pada analisis karya sastra babad ini saya mencoba untuk membedah salah satu dari sekian banyak babad yang ada di tanah Jawa yaitu di tanah Sunda. Dalam abad ke-14 sebutan SUNDA itu sudah meliputi seluruh Jawa Barat, baik dalam pengertian wilayah maupun dalam pengertian etnik. Menurut Pustaka Paratwan i Bhumi Jawadwipa, Parwa I sarga 1, nama Sunda mulai digunakan oleh Purnawarman untuk Ibukota Tarumanagara yang baru didirikannya, Sundapura. meskipun identik tanah jawa itu hanyalah dikenal sebagai daerah di Jawa Tengah saja tetapi saya kurang setuju karena tanah sunda atau sekarang dikenal sebagai Jawa Barat daerah itu juga merupakan salah satu bagian dari pulau jawa yang tidak terpisahkan dari daerah jawa tengah hanya berdbatasan dengan batas provinsi darat bukan dengan laut yang bahasanya terkenal dengan bahasa sunda bahasa yang khas dari provinsi Jawa Barat. Dengan Babad yang berjudul “Babad Panjalu”

A. Unsur Legitimasi / Pengukuhan / Pengesahan
Babad Panjalu ini merupakan salah satu koleksi naskah kuno di Perpustakaan Museum Pusat Jakarta dalam peti nomor 121 yang merupakan koleksi CM. Pleyte wah! Kok menjadi koleksi seseorang yang namanya orang asing ya! Bukan nama dari bangsa kita sendiri orang Indonesia, hal itu perlu diluruskan dan disadari oleh kita sebagai generasi penerus bangsa. Oleh Lenbaga Kebudayan Universitas Padjajaran bandung ketika salah seorang mahasiswa dari jurusan sejarah fakultas sastra secara tidak sengaja membaca dari sebagian teks dari babad Panjalu pada akhir bulan April 1976 dan atas saran dari Prof. Ir. Anwas Adiwalya agar Babad Panjalu itu dibuat suatu dokumentasi dalam bentuk stensilan dalam ejaan baru dari Foto copyan naskah yang dikirimkan oleh Ibu Dra. Jumsari yang bertanggung jawab sebagai kepala bagian naskah perpustakaan pusat Jakarta yang sebelumnya Babad Panjalu itu disalin dalam bentuk stensilan oleh salah seorang lurah setempat pada hari senin bulan Desember tahun 1905 dan kemudian diterbitkan atas kerjasama antara Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan PN Balai Pustaka Jakarta November 1982 serta Lembaga Universitas Padjajaran.

B. Tokoh- Tokoh dan Perannya dalam Babad Panjalu
Banyak terdapat tokoh- tokoh didalam babad ini diantaranya:

1) Prabu Boros Ngora
Merupakan seorang bupati di daerah panjaluyang sangatlah arif dan bijaksana dan juga baik sayang dengan semua rakyatnya.pemerintahan kemudian diwakili oleh pamannya Mangkubumi Suradipati atau Prabu Bunisora (ada juga yang menyebut Prabu Kuda Lalean, sedangkan dalam Babad Panjalu disebut Prabu Borosngora. Selain itu ia pun dijuluki Batara Guru di Jampang karena ia menjadi pertapa dan resi yang ulung).
2) Raden Aria Kuning
Merupakan anak pertama (sulung) dari prabu Boros Ngora dan melaksanakan pemeritahan di Panjalu setelah ayahnya.
3) Raden Aria Kencana
Merupakan adik dari Aria Kuning anak kedua dari Prabu Boros Ngora dan memeritah sebagai bupati di Panjalu setelah kakaknya.
4) Raden Patih , Mantri dan para punggawa
Merupakan suatu orang- orang yang menduduki pemerintahan di panjalu sebagai para pembantu sang prabu bupati yang sangat setia dan patuh akan semua peritahnya.
5) Raden Bumi Sakti (utusan Raden Aria Kuning)
Yang bertugas sebagai utusan yang mengantarkan undangan dari prabu Aria Kuning kepada Ayahandanya di daerah jambang
6) Raden Patih
Meruakan seorang patih dari Aria Kuning yang tidak segera melaporkan pertikaian antara Aria kuning dengan saudaranya sendiri Aria kencana kepada ayahandanya Prabu Boros Ngora.
7) Raden Kumpuh Jaya
Meruakan utusan Sang Prabu Boros Ngora yang merupakan paman dari kedua anaknya itu untuk melerai pertikaan anatar kedua sepupunya.dan akhirnya ia berhasil dan atas keberhasilannya itu dia diberi gelar sang Prabu sebagai Guru Haji dan dijadikan sebagai patih di Panjalu bersama keponakannya Raden Aria Kencana
8) Raden Aria Kendali
Merupakan bupati penerus di Panjalu setelah pemerintahan Raden Aria Kencana yang telah mangkat meninggalkan dunia.
9) Bambang Sayogya / Raden Martabadadahin
Merupakan putra dari Aria Kandali yang penerus bupati panjalu setelah ayahnya itu.
10) Raden Murta Baya
Merupakan putra dari Raden Martabadadahin yang penerus bupati panjalu setelah ayahnya itu.
11) Raden Aria Niti Baya
Merupakan putra dari Raden Murta Baya yang penerus bupati panjalu setelah ayahnya itu.
13) Rakana Dalem Sumalah
Merupakan putra dari Raden Aria Niti Baya yang penerus bupati panjalu setelah ayahnya itu.
14) Raden Arya Sancana
Merupakan putra pertama dari Raden Wira Baya yang penerus bupati panjalu setelah ayahnya itu.
15) Raden Cakranegara
Merupakan putra dari Raden Wira Dipa saudara Raden Wira Baya yang penerus bupati panjalu setelah Raden Arya Sancana

C. Cerita Babad Panjalu
Pada babad panjalu ini dapat saya katakana sebagai babad yang baik dan esensial karena didalam babad ini terdiri dari tembang- tembang mocopat yang berupa pupuh syair nyanyian yang terdiri dari enambelas pupuh yang menceritakan tentang sejarah panjalu antara lain:

1. Pupuh Asmaradana
Tembang inimempunyai watak yang prihatin dan terdiri dari 43 bait di setiap bait terdiri atas 7 guru gatra (baris), guru wilangan merupakan huruf vokal terakhir dari tiap baris pada tiap bait 8,8,8,8,7,8,8 dan guru lagu merupakan ucapan tiap kata di setiap satu baris yaitu 1 sampai 7 i,a,o,a,a,u,a. Pupuh ini merupakan suatu pupuh pertama atau puuh pembuka di bait pertama samai bait ketigabelas dari babad panjalu ini dan dibait selanjutnya samai bait terakhir diceritakan yang intinya: ada seorang bupati yaitu prabu Boros Ngora yang memerintah di Panjalu yang memiliki dua orang putra yang sangat tampan, gagah dan perkasa yang bernama Raden Aria Kuning dan raden Aria Kencana yang mendapatkan pendidikan yang baik oleh ayahandanya sehingga keduanya saling menyayangi dan mengasihi serta rukun dan di empat bait terakhir Sang Prabu menyerahkan kekuasaannya kepada anaknya yang bernama Raden Aria Kuning yang terjadi pada hari senin pagi para abdi ponggawa kerajaan semua berkumpul dan semua pusaka dikeluarkan semua pada pukul tujuh.

2. Pupuh Sinom
Tembang ini mempunyai watak grapyak, pantes sebanyak 35 bait dan ditiap tediri dari 9 guru garta (baris), guru wilangan dan guru lagu: 8a,8i,8a,8i,7i,8u,7a,8i dan 12a. pada pupuh ini menceritakan tentang proses pengangkatan raden Aria Kuning menjadi prbu di Panjalu yang dimulai dengan upacara marapit yang dilaksanakan stu hari setelah rencana di pupuh pertama tadi kemudian dilanjutkan upacara ngabaris semua pusaka diserahkan kepada prabu yang baru oleh ayahnya Sang Prabu Boros Ngora kepada anaknya yang pertama Raden Aria Kuning yang berupa pedang, encit, lonceng dan disuruh untuk menjaganya dan merawat pusaka- pusaka itu denagn sebaik- baiknya dan memerintah panjalu denagn bijaksana. Pada Pupuh ini Prabu Boros Ngora merencanakan untuk pergi pindah ke Jampang bersama raden Patih dan adiknya Aria kencana sampai di bait terakhir ternyata salam perpisahan dengan kakaknya Aria Kuning yang sangat dicintainya

3. Pupuh Kinanti
Tembang ini mempunyai watak yang senag / asih yang terdiri diri dari 46 bait tiap bait tediri tedapat 6 guru gatra (baris), guru wilangan dan guru lagu: 8u,8i,8a,8i,8a,8i. Dalam pupuh ini menceritakan tentang situ Lengkong di Panjalu yang sanagt banyak ikan lele, gurame,tawes dan Raden Aria kuning menyuruh Ki buni Sakti untuk mengantarkan undangan kepada ayahnya ke Jambang untuk diajak memancing disana tetapi ayahnya tidak bisa karena tidak enak badan dan mengutus Aria Kencana untuk mewakilinya bersama kojal dan kodal sang senopati dan rombongannya untuk menghadiri undangan kakanya di Panjalu.

4. Pupuh Pangkur
Tembang ini mempunyai watak seneng yang terdiri dari 22 bait tiap bait terdapat 7 guru gatra (baris), guru wilangan dan guru lagu: 8a,11i,8u,7a,12u,8a dan 8i dalam pupuh ini menceritakan tentang suatu perjalanan dari Raden Aria Kuning sesampainya di hilir bersama kedua sopatinya kojal dan kodal denagn perasan yang senag karena sudang lama dan juga rindu dengan kakak yang disayanginya ingin cepat- cepat segera bertemu dan sesampianya dihilir para rombongan dari Raden Aria Kencana tetapi rombongannya itu tidak langsung masuk ke kerajaan panjalu karena sadar harga dirinya sebagai undangan yang harus di hormati.menunggu untuk dijemput oleh kakaknya tercinta.

5. Pupuh Durma
Tembang ini mempunyai watak galak yang terdiri dari 65 bait termasuk bait paling banyak baitnya didalam babad Panjalu ini tiap bait terdiri dari 7 guru gatra (baris) dan tiap baris terdapat guru wilangan dan guru lagu :12a,7i,6a,7a,8i,5a,7i karena yang ditunggu dan dinanti tidak kunjung datang maka Raden patih Buni Sakti disuruh melaporkan kepada kakanya Prbu Aria Kuning bahwa dia sudah merasa dihina tidak disambut dengan baik tetapi malah bersenang- senga sendiri dan menantangnya untuk perang tanding yang sebelumnya diusulkan oleh kojal dan kodal untuk membedah tambak urangnya tetapi hal itu dicegah oleh Aria Kuning dengan mengubah untuk membut kerusakan di neger panjalu. Dan akhirnya yang ditunggu dan dinanti datang, perang diawali dengan kojal dan kodal yang maju melawan Raden Aria Kuning kemudian dilanjutkan dengan raden Aria Kencana antar kedua saudara namun tih Buni Sakti tidak segera melaporkan hal itu kepada Sang prabu Boros Ngora .

6. Pupuh Dandanggula
Tembang ini mempunyai watak yang luwes / resep yang terdiri dari 15 bait dan tiap bait terdiri dari 10 guru gatra (baris) ,guru wilangan dan guru lagu : 10i,10a,8e/o,7u,9i,7a,6u,8a12i,dan 7a menceritakan tentang Sang Prabu Boros Ngora yang mengutus Raden Kampuh Jaya untuk melerai perang atara kedua anaknya di Panjalu setelah mendengarkan cerita dari patih Buni Sakti yang bersamaan pergi ke Panjalu dan sesampainya disana ternyata ketika perang kedua saudara yang sedang bersiap untuk saling membunuh dengan mengeluarkan keris namun segera dan secara tiba- tiba berada ditengah- tengah keduanya dan keduanya terkejut dan segera membuang senjatanya tunduk dan rutut karena dia merupakan pamannya sendiri dari keda orang raden itu.

7. Pupuh Mijil
Tembang iniu mempunyai watak yang wedharing rasa ungkapan jiwa yang terdiri dari atas 23 bait dan tiap bait terdiri dari 6 guru gatra (baris) , guru wilangan dan guru lagu: 10i,6o,10e,10i,6i,dan 6u ceritanya setelah itu kedua saudara kakak beradik itu damai dan atas saran dari pamannya Aria Kuning bermaksud menyerahkan Panjalu dan Situ Lengkong kepada adiknya Raden Aria kencana untuk memerintahinya atas pengembanan tugas dari Rama Ayahandanya dan berpesan untuk merawat pusaka kerajaan dengan sebaik- baiknya dan semua para menteri dan abdi kerajaan semuanya tunduk kepada Aria Kencana bupati panjalu yang baru itu.

8. Pupuh Megatru
Tembang ini mempunyai watak sedih / kingkin yang terdiri dari 12 bait di tiap bait terdaat 5 guru gatra (baris), guru wilangan dan guru lagu: 12u,8i,8u,8i dan 8o suatu cerita tentang perpisahan antara kakak beradik setelah berdamai karena sang kakak Raden Aria Kuning haruslah menghadap kepada ayahandanya di Jampang dan sang adik telah menjadi prabu di Panjalu dan dia berdoa semoga selamat dalam perjalanan kesana yang didampingi oleh pamannya Raden Kumpuh Jaya

9. Pupuh Sinom
Tembang ini mempunyai watak yang grapyak pantes yang terdiri dari 25 bait dan di tiap bait terdapat 9 guru gatra (baris), guru wilangan dan guru lagu : 8a,8i,8a,8i,7i,8u,7a, 8i, dan 12a menceritakan tentang pelepasan kepergian dari Sang Kakak dan pamannya Aria Kencana dengan mengucapkan basmallah tetapi ditengah perjalanan Aria kuning merasa bersalah kepada ayahandanya maka dia memutuskan untuk pergi ke Sukaparna untuk menenangkan dirinya dan hal itu ternyata tidak dapat dicegah oleh pamannya dan sesampainya di jampang hal tentang kepergian raden Aria Kuning diceritakan kepada sang Prabu Boros Ngora tetapi atas jasanya dia diberi gelar Guru Haji masalah tentang Aria Kuning dipasrahkan kepada Yang Maha kuasa dan oleh Sang Prabu Raden Guru Haji disuruh untuk pergi ke Panjalu untuk mendampingi anaknya Raden Aria Kencana sebagai Prabu disana.

10. Pupuh Dandanggula
Tembang ini mempunyai watak yang luwes / resep dan ternyata tembang ini merupakan tembang yang kedua tadi di pupih ke-6 ada tembang yang sama temyata tembang ini mempunyai bait sebanyak 18 bait tiap bait terdiri dari 10 guru gatra (baris), guru wilangan dan guru lagunya : 10i,10a,8e/o,7u,9i,7a,6u,8a,12i dan 7a. Sang prabu Boros Ngora melepas kepergian Raden Guru Haji dan para keluarganya ke Panjalu seampainya disana ternyata Prabu Aria Kencana menyambut kedatangan pamannya dan rombongannya dengan penuh kehormatan dan penyambutan yang sangat baik sekali dan pamannya mengutarakan maksud kedatangan ke Panjalu Karena disuruh oleh ayahanda sang prabu yang telah mendapatkan gelar Patih Guru Haji, ternyata Prabu Aria Kencana mengucapkan selamat dan juga mengangkat sang pamannya sebagai patih di Panjalu.

11. Pupuh Asmaradana
Tembang ini mempunyai watak yang prihatin ternyata tembang ini juga sama namanya telah ada diawal pupuh tadi yang namanya sama yang twerdiri dari 20 bait dan ditiap bait terdiri dari 7 guru gatra (baris), guru wilangan dan guru lagunya: 8i,8a,8o,8a,7a,8u,dan 8a. Ketika Panjalu setelah diperintah oleh Prabu Aria Kencana dan patihnya Sang Guru Haji keadaan panjalu sangatlah aman, temtram damai dan sejahtera tetapi karena itulah para anak- anak prabu menjadi sangat manja semua keinginanya harus dipenuhi tidak merasakan susah payah, dan perasaan Prabu menjadi sedih dan memintakan pertimbangan kepada Sang Patih kemudian menyarankan dengan prabu memerintah didaerah Celakung.



12. Pupuh Kinanthi
Tembang ini mempunyai watak seneng / asih dan tembang ini ternyata mempunyai bait yang cukup banyak dengan 51 bait dan di tiap bait terdiri dari 6 guru gatra (baris), guru wilangan dan guru lagunya:8u,8i,8a,8i,8a dan 8i Sepeninggalnya Sri Bupati di Panjalu dengan melaksanakan upacara ngiring masjid dan sang Prabu mempunyai dua orang putra yang bernama raden Dulang Kencana dan Raden Kadaliru Kocap tetapi yang selalu diceritakan oleh Sang Prabu semasa hidupnya sampai akan mangakat ialah putranya yang bernama Raden Aria Kandali maka Sang Guru Haji memutuskan dialah sebagai pengganti dari Sang Prabu dan para sesepuh kerajaan menyetujuinya Sang ratu juga merasa iklas dan rela akan hal itu dan setelah itu pemerintahan di panjalu dipegang oleh anaknya Raden Aria Kandali yang bernama bongkang Sayogya juga disebut sebagai raden Martabadahin.

13. Pupuh Pocung
Tembang ini mempunyai watak kendho dan mempunyai rekor / peringkat ketiga dalam kategori bait terbanyak di dalam babad Panjalu ini, yang mempunyai 57 bait ditiap baitnya terdapat guru gatra sebanyak 4 baris, guru wilangan dan guru lagunya: 12u,7a,8e dan 12a yang mencertakan tentang nama- nama pewaris pemeritahan sebagai bupati di Panjalu yaitu setelah Raden Marta badaduhin yang digantikan putranya yang bernama Raden Murta Baya kemudian dilanjutkan oleh Putranya bernama raden Ariya Niti Baya dilanjutkan oleh utranya bernama Raden Dalem Sumalah kemudian dilanjutkan oleh putra sulungnya yang bernama raden Arya Sacanata Saderekna dan kemudian dilanjutkan oleh Raden Wira Dipa yang merupakan putra dari raden Wira Baya paman dari raden Arya Sancanata Lalu dilanjutkan oleh raden Cakranegara yang merupakan putra dari Raden Wira Dipa.



14. Pupuh Magatru
Tembang ini mempunyai watak yang sedih / kingkin dan merupakan tembang yang kedua setelah tadi sama dengan nama tembang pada pupuh yang kedelapan, pupuh ini terdiri dari 61 bait dan mendapatkan peringkat kedua sebagai pupuh yang terbanyak jumlah baitnya dalam babad ini. Tiap bait terdiri dari 5 guru gatra (baris), guru wilangan dan guru lagu: 12u,8i,8u,8i,dan 8o pada awal pupuh menceritakan tentang makam Tumenggung Wira Praja yaitu saudara dari Tumenggung Wira Dipa di Waru Doyong. Pada masa pemerintahan Raden Cakranagara setelah mundur lengser atas permintaan Sultan Cirebon dan digantikan oleh Raden Tumenggung dan pada masa pemeritahannya ternyata dia melngsungkan pernikahan dengan keluaraga dari Sultan Cirebon yang dilaksanakan di panjalu yang disaksikan Raden Barsalam dan dari pernikahan ini di lahirkan putra yang bernama Raden Cakranagara Anom. Raden Tumenggung menjadi bupati di Panjalu selama 30 tahun, dan dia berhenti pada tahun 1811tedapat pada Serat Pantos semasa hidupnya terdapat bangunan yang terkenal dengan nama Citandury.

15. Pupuh Mijil
Pupuh ini mempunyai watak.wedharing rasa dan ini merupakn pupuh kedua yang terakhir yang namanya sama seperti tadi pada pupuh yang ketujuh dengan 28 bait sedangkan dipupuh ini hanya terdapat 22 bait saja sedikit mengurangilah untuk pupuh yang terakhir ini di setiap bait terdiri dari 6 guru gatra (baris), guru wilangan dan guru lagunya: 10i,6o,10o/e,10i,6i dan 6u da pupuh ini dicerutakan tentang masa pemerintahan Raden Cakra Nagara Anom sampai dia mangkat Kepada Yang Maha Kuasa yang dimakamkan di Situ Lengkong sebelum mengkat dia menyuruh abdinya untuk menulis tentang Badad Panjalu ini sebagai pengetahuan tentang keturun kakek buyut sebagai bupati yang memerintah di Panjalu serta memberikan nasehat- nasehat kepada para anak dan cucu- cucunya.


16. Tembang Sinom
Ini merupakan pupuh yang beda dengan yang lain karena namanya bukan diawali dengan pupuh namun tembang dengan hanya 6 bait tembang di tembang yang terakhir ini dan ternyata nama tembangnya sama pada pupuh nomor dua dan nomor sembilan dengan nama Sinom, di tembang yang terakhir ini mendapatkan peringkat pertama sebagai tembang yang paling sedikit di dalam Babad Panjalu ini dengan tiap bait terdiri dari 6 guru gatra (baris), guru wilangan dan Guru lagunya: 8a,8i,8a,8i,7i,8u,7a,8i dan 12apada tembang ini menceritakan tentang penulisan kembali Stensilan yang disuruh paduka bendara dengan bentuk babad panjalu yang berupa cerita oleh aki / seorang lurah desa marenah yang telah menyalinnya kembali dan meminta maaf jika terjadi kesalahan dalam menulis


D. Ciri- ciri Babad Panjalu

1. Dilihat dari namanya “Babad Panjalu” menimbulkan kesan yang wah kata jalu itu di akhir kata jalu merupakan kata yang menarik yang artinya senjata dari ayam tetapi setelah membaca ternyata kata Panjalu itu merupakan nama sebuah kecamatan di Jawa Barat.
2. Babad ini berupa tembang macapat tetapi merupakan suatu cerita yang mengisahkan tentang para bupati di Panjalu
3. Meskipun tembangnya mocopat namun ada struktur yang ada tidak sama dengan yang biasanya ada pada tembang mocopat missal pada guru lagu terdapat vocal e/o yang terdapat dalam pupuh Dandanggula dan upuh Mijil.
4. Terdapat peringkat tembang yang sudah ditur sedemikian rupa sehingga menarik untuk kita pelajari, dengan efisiensi tembangnya yang cukup tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit ideal-lah hanya 9 macam tembang / pupuh yang jumlah sebenarnya 16 tembang karena ada tembang yang sama seperti pupuh Asmaradana, Kinanthi, Mijil, Megatru, dan dandanggula masing- masing 2 buah sedangka pupuh Sinom 3 buah dan yang tiga yaitu Pupuh Pangkur, Durma dan Pocung masing- masing 1 buah.
5. Dalam Babad Panjalu ini terdapat kata- kata yang unik dan khas yaitu campuran kata dengan Bahasa Jawa, Bahasa Sunda Bahasa Sunda digunakan oleh lebih kurang 27 juta orang dan merupakan bahasa kedua paling banyak digunakan di Indonesia selepas Bahasa Jawa. Bahasa ini ditutur oleh mereka di bahagian selatan Provinsi Banten dan di kebanyakkan tempat di Jawa Barat.Ada terdapat beberapa dialek dalam bahasa Sunda, dari dialek Sunda-Banten ke dialek Sunda-Jawa Tengahan yang mencampurkan banyak elemen dari bahasa Jawa.Beberapa dialek yang jelas kedengaran adalah:Banten, Bogor, Priangan, dan Cirebon.Disebabkan pengaruh budaya Jawa semasa pemerintahan Kesultanan Mataram, bahasa Sunda, terutama sekali di kawasan Parahyangan, memiliki beberapa lapisan bermula dengan bahasa paling rasmi, atau versi "halus", hingga ke cara penuturun harian yang dipanggil versi "loma" atau "lancaran".Namun di kawasan-kawasan pergunungan dan di Banten, versi "loma" paling banyak digunakan tetapi cara pertuturun "loma" ini dianggap kasar oleh mereka yang berasal dari Bandung.dan juga terdapat kata- kata berbahasa Indonesia.
6. Nama dan tempat yang disebut dalam babad panjalu juga terdapat dalam naskah “cerita parahyangan” deangan tokoh uatama Wastukancasedangkan yang lain merupakan tambahan dan bumbu- bumbu pada awal abad ke-20 Prabu Raja Wastu atau Niskala Wastu Kancana adalah putera Prabu Maharaja Lingga Buana yang gugur di medan Bubat perang bubat Keterangan tetang bubat yang dimuat harian Suara Merdeka adalah sebagai: "Perang antara Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sunda itu terjadi di desa Bubat. Perang ini dipicu oleh ambisi Maha Patih Gajah Mada yang ingin menguasai Kerajaan Sunda. Pada saat itu sebenarnya antara Kerajaan Sunda dan Majapahit sedang dibangun ikatan persaudaraan, yaitu dengan menjodohkan Dyah Pitaloka dengan Maharaja Hayamwuruk. Nah Rombongan Kerajaan Sunda ini di gempur oleh pasukan Mahapatih Gajah Mada yang menyebabkan semua pasukan Kerajaan Sunda yang ikut rombongan punah. Akibat perang Bubat inipula, maka hubungan antara Mahapatih Gajah Mada dan Maharaja Hayamwuruk menjadi renggangdalam tahun 1357. Wastukancana / Rd. Pitara Wangisuta / SRI PADUKA MAHARAJA PRABU GURU DEWATA PURANA RATU HAJI DI PAKUAN PAJAJARAN SANG RATU KARANTEN ( KARA ANTEN ) RAKEYAN LAYARAN WANGI /SUNAN RUMENGGONG (RAMA HYANG AGUNG ) adik dari Dyah Pitaloka Citraresmi anak dari Rd. Kalagemet /Jayanagara II / Raja Sundayana di Galuh /Ratu Galuh di Panjalu / Maharaja Prabu Wangi dan merangkap Wali Nagari Hujung Galuh ( Majapahit-Pajajaran Wetan / Jawa Pawatan / Galuh - menjadi wali sang kakak Linggabuana/Jayanagara I/Maharaja Prabu Diwastu ayah dari Hayam Wuruk /Hyang Warok /Rd. Inu Kertapati /Susuk Tunggal /Prabumulih /Prabu Seda Keling /Sang Haliwungan /Pangeran Boros Ngora/Ra- Hyang Kancana )gugur pada "PERANG BUBAT" dalam pertempuran yang tidak "FAIR" atas "REKAYASA" Gajah Mada / Guan Eng Cu dan Nangganan /Ki Ageng Muntalarasa /Syekh BEN TONG!!!!,dengan cara dibokong dan di keroyok !!! Ketika terjadi Pasunda Bubat, usia Wastu Kancana baru 9 tahun dan ia adalah satu-satunya ahli waris kerajaan yang hidup karena ketiga kakaknya meninggal. Pemerintahan kemudian diwakili oleh pamannya Mangkubumi Suradipati atau Prabu Bunisora (ada juga yang menyebut Prabu Kuda Lalean, sedangkan dalam Babad Panjalu disebut Prabu Borosngora. Selain itu ia pun dijuluki Batara Guru di Jampang karena ia menjadi pertapa dan resi yang ulung). Mangkubumi Suradipati dimakamkan di Geger Omas.Setelah pemerintahan di jalankan pamannya yang sekaligus juga mertuanya, Wastu Kancana dinobatkan menjadi raja pada tahun 1371 pada usia 23 tahun. Wastu Kancana wafat tahun 1475, kerajaan dipecah dua diantara Susuktunggal dan Dewa Niskala






E. Babad Panjalu dalam segi bahasa
Babad Panjalu ini merupakan bagian dari naskah Perpustakaan Museum Pusat Jakarta yang dikumpulkan oleh C.M. Pleyte, oleh lurah setemuat dibuat turunannya denga masih menggunakan Bahasa Kawi, Jawa Kuno, Sunda Kuno dan selesai pada hari senin bulan Desember pada tahun 1905 dan untuk mempermudah mahasiswa jurusan bahasa, kebudayaan dan sejarah dalam mempelajari babad panjalu ini, oleh bapak Prof. Ir. Anwas Adi Wilaga yang memintakan foto copyan dari naskah babad panjalu ini kepada Dra. Jumsari kepal bagian naskah dari perpsakaan pusat Jakarta yang kemudian dibetuk dengan Stensilan dengan memggunakan ejaan yang baru pada zaman sekarang sehingga dapat deangan mudah untuk mempelajarinya namun tidak di terjemahkan baik intern maupun ekstern untuk mendorong minat mahasiswa untuk membedahnya dari Babad Panjalu ini yang merupakan salah satu aset dari kebudayaan nusantara khususnya didaerah sunda meskipun sewaktu membacanya menimbulkan perasaan yang wah kata- katanya ada yang berbahasa Indonesia.seperti: tahun, awal, mundur, jalan, hormat, putra, jaman, wujud, ditulis dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar: