Mbah Maridjan Hidup Lagi, Minta ke Masjid
Editor: Benny N Joewono
Kamis, 17 Februari 2011 | 17:55 WIB
SLEMAN, KOMPAS.com — Surono, PNS di Pemkab Sleman, DIY, yang sedang mengikuti upacara rutin tanggal 17-an, Kamis (17/2/2011), tiba-tiba jatuh dan kerasukan arwah Mbah Maridjan.
Surono yang merupakan juru foto Pemerintah Kabupaten Sleman ini mengaku sebagai Mbah Maridjan atau Ki Surakso Hargo, juru kunci Gunung Merapi.
"Upacara ini rutin diselenggarakan tiap tanggal 17 yang diikuti seluruh PNS di lingkungan Pemkab Sleman," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Kabupaten Sleman Kriswanto.
Surono yang saat itu sedang mengabadikan jalannya upacara tiba-tiba terjatuh kemudian tubuhnya meronta-ronta, bahkan membenturkan diri ke pohon.
"Upacara baru berlangsung sehingga para peserta kaget, agar tidak mengganggu jalannya upacara, Surono langsung dibawa ke ruangan yang berada di seberang lapangan," katanya.
Saat berada di Ops Room, Surono bertindak aneh seperti bicara dengan suara yang mirip dengan mantan juru kunci
"Yang lebih mengagetkan lagi, Surono juga bertingkah aneh mengaku sebagai Mbah Maridjan, suaranya juga sangat mirip," katanya.
Surono yang mengaku sebagai Mbah Maridjan pun meminta agar diantarkan ke Kinahrejo. Jika tidak ada yang mau mengantar, maka ia ingin berjalan sendiri.
"Surono minta diantar ke Kinahrejo dan mau jalan kaki. Supaya tidak terjadi sesuatu, maka kami turuti dan diantar ke
Surono yang tengah kesurupan itu pun akhirnya diantar ke Kinahrejo dengan menggunakan dua mobil, satu di antaranya mobil ambulans.
Surono akhirnya tersadar begitu sampai di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, yang merupakan dusun tempat tinggal Mbah Maridjan sebelum terkena erupsi Gunung Merapi.
Saat tiba di Kinahrejo, Surono langsung menuju Masjid Al-Amin yang terletak di sebelah barat rumah Mbah Maridjan. Di tempat tersebut, Surono kemudian meronta, berteriak dan akhirnya sadarkan diri.
"Iki apa? Aku kenapa iki? Aku neng ndi? (Ini apa? Saya kenapa? Saya berada di mana?)," kata Surono usai sadarkan diri.
Surono kemudian diberi air putih dan dipapah kembali ke mobil untuk dibawa ke rumah sakit.
"Ini hanya kejadian biasa, Mungkin sebelumnya Pak Surono dalam kondisi kurang sehat, dan kemudian ada sesuatu yang masuk. Ditambah, ada keinginan atau pikiran dalam diri Surono mengenai Mbah Maridjan dan Dusun Kinahrejo. Tadi saat berada di tempat imam masjid ini, semua langsung kembali seperti semula. Jadi, ini tidak usah diperpanjang," kata Agus Wiyarto, Ketua Banser Bantul yang mendampingi Surono.
Kerabat almarhum Mbah Maridjan, Singgih, mengaku kejadian ini bisa ditafsirkan sebagai peringatan, yakni mengirim ke kuburan Mbah Maridjan.
"Makanya, malam Jumat Legi besok, saya akan ngirim atau nyekar ke makam Mbah Maridjan di Dusun Srunen, Desa Glagaharjo, Cangkringan," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar