Kain batik yang memiliki beberapa motif untuk
pengantin secara konotatif mempunyai arti lambing yang berbeda. Tetapi
mempunyai pengertian arti makna yang sama, yaitu antara lain memiliki
pengertian mengenai hidup, cinta dan kebahagiaan. Kain-kain batik itu antara
lain:
1. Sidomukmi
Secara etimologis kata sidomukti terdiri dari dua suku kata, sido artinya jadi, dan mukti artinya
bahagia. Kain ini merupakan jenis kain ukel
(motif koma). Latar berwarna putih dengan hiasan ukel. Secara kualitatif, makin kecil / rumit ukelnya semakin tinggi
kualitasnya. Ukel ini dilengkapi
dengan hiasan yang lain, yaitu fauna berupa burung, kupu, sayap (sawat) dan kereta (joli, Jawa).
2. Sidoluhur
Secara etimologis kata sidoluhur terdiri dari dua suku kata, sido artinya jadi, dan luhur artinya
mulia. Kain ini mempunyai motif flora (bervariasi) dan fauna latar agak gelap.
Kain sidoluhur mempunyai arti lambing
harapan agar supaya kelak dikediaman hari kedua mempelai menjadi orang yang
bahagia dan mulia.
3. Parang Kusumo
Secara etimologis kata Parang Kusumo terdiri dari dua suku kata, parang artinya batu karang di laut, dan kusumo artinya bunga. Motif kain ini adalah stilisasi dari batu
karang dan bunga yang tumbuh di sela-sela batu karang dengan latar coklat muda.
Batu karang menggambarkan para sesepuh yang
sudah mantap hidupnya dan merupakan golongan senior, banyak pengetahuannya,
hidupnya sudah banyak makan garam. Kusumo melambangkan bunga (kusumo, Jawa = pengantin) yang dalam
proses jadi buah. Jadi pengantin merupakan unsu yang penting dalam masyarakat.
Baik jeleknya masyarakat tergantung dari buah perkawinan ini.
4. Trumtum
Truntun atau trubus,
berarti tumbuh. Motif kain adalah bunga-bunga kecil bagaikan bunga tanjung yang
seperti binatang. Latar hitam polos.
Arti lambing kain truntum adalah pengharapan kekekalan perkawinan. Cinta yang terus
tumbuh merupakan faktor penting untuk dasar kelangsungan hidup perkawinan ini. Truntum ada yang mengartikan tumaruntum artinya saling menuntun
(menggandeng) yang mengandung pengertian saling
mencintai.
Ada beberapa variasi kain ini, yaitu truntum garuda, truntum anggrek, dan
sebagainya.
Disamping itu arti lambing kain truntum yang dipakai kedua keluarga
isteri dan suami ialah telah menjadi satu keluarga (sedulur siji, Jawa). Hal ini terjadi secara simbolis pada waktu
upacara panggih pengantin.
5. Semen Rama
Secara etimologis kata semen rama terdiri dari dua suku kata, semen (semi) artinya bertunas, tumbuh dan rama adalah tokoh yang terkenal dalam
cerita Ramayana suami dari sinta. Rama dan Sinta adalah dua sejoli yang
merupakan pasangan ideal, lambing kesetiaan. Motif kain ini adalah bermotif
flora dengan latar coklat muda.
Arti lambing kain semen rama adalah cinta yang selalu bersemi yang dialami pengantin
hendaknya seperti cintanya Dewi Sinta dan Rama. Setia sekalipun digoda oleh
Rahwana.
6. Cakar Ayam
Cakar
ayam berarti
kaki ayam yang memiliki kuku-kuku tajam. Motif kain merupakan cakar ayam. Arti
lambangnya adalah agar supaya kedua mempelai yang telah lepas dari orang tuanya
mempu mencari nafkah sendiri. Dalam hal ini mencari nafkah sendiri digunakan
daua cakar ayam yang sedang mengais.
7. Babon angrem
Babon
angrem atau ayam
betina yang sedang mengerami telor. Motif kain berupa dua ekor babon yang sedang mengerami telor. Arti
lambangnya agar mempelai mendapatkan keturunan atau tidak mandul (gabug, Jawa).
8. Udan Riris
Secara etimologis kata Udan Riris terdiri dari dua suku kata, udan artinya hujan, dan riris
artinya rintik-rintik atau gerimis. Pada waktu hujan rintik-rintik
kadang-kadang masih terdapat sinar matahari yang mengakibatkan terjadinya
(biang lala) yang indah mempesona. Biang lala terdiri atas tujuh warna yang
disebut spektrum warna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan
ungu. Udan riris melambangkan
pengertian bahwa pengantin kelak akan menikmati keindahan hidup dan restu
Tuhan. Seperti halnya biang lala (pelangi) yang indah ciptaan Tuhan.
9. Sido asih
Arti lambang berupa terkabulnya cinta.
10. Grompol
Arti lambang berupa persatuan cinta suami
istri.
11. Nagasari
Ari lambang berupa keindahan dan kebahagiaan
perkawinan.
12. Mangkara sisik
Arti lambang berupa persatuan cinta suami
istri.
Sumber saka: Wibowo,
Suhartinah, Maharkesti, dan Kustati. 1986. Arti
Lambang dan Fungsi Tata Rias Pengantin dalam Menanamkan Nilai-nilai Budaya
Proponsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Kaca:38-43.