WUKU DAN PAKUWON
Wuku
adalah petangan atau perhitungan hari-hari baik. Disebut juga Pakuwon. Wuku
dimulai hari senin. Wuku hampir sama dengan seminggu, lamanya 7 hari. Dimulai
dari hari senin. Banyaknya wuku ada 30. Karena setahun lebih dari 30 minggu,
maka kurang lebih ada 22 wuku, yang muncul dua kali selama setahun.
Misalnya: tahun 1954 dimulai
dengan wuku: Sungsang, maka tahun 1955 mulai dengan wuku : Wukir.
NO.
|
NAMA
WUKU
|
NO.
|
NAMA
WUKU
|
1.
|
SINTA
|
16.
|
PAHANG
|
2.
|
LANDEP
|
17.
|
KURUWELUT
|
3.
|
WUKIR
|
18.
|
MARAKEH
|
4.
|
KURANTIL
|
19.
|
TAMBIR
|
5.
|
TOLU
|
20.
|
MADANGKURANG
|
6.
|
GUMBREG
|
21.
|
MAKTAL
|
7.
|
WARIGALIT
|
22.
|
WUYE
|
8.
|
WARIGAGUNG
|
23.
|
MANAIL
|
9.
|
JULUNGWANGI
|
24.
|
PRANGBAKAT
|
10.
|
SUNGSANG
|
25.
|
BALA
|
11.
|
GALUNGAN
|
26.
|
WUGU
|
12.
|
KUNINGAN
|
27.
|
WAYANG
|
13.
|
LANGKIR
|
28.
|
KULAWU
|
14.
|
MANDASIA
|
29.
|
DUKUT
|
15.
|
JULUNGPUJUD
|
30.
|
WATUGUNUNG
|
SUMBER
SAKA: ISMUNANDAR K. 1994. WAYANG
ASAL-USUL DAN JENISNYA. SEMARANG: DAHARA PRIZE, [KACA:1-2]
WUKU DAN KELAHIRAN
WUKU DAN KELAHIRAN
Tiap-tiap
wuku mempunyai watak sendiri-sendiri. Watak wuku dapat dipergunakan untuk
mengetahui dasar watak bayi lahir :
1.
Sinta, dewanya sangyang Yamadipati = wataknya seperti raja dan
pendita, banyak kemauan, keras, cepat bahagia, bakat kaya harta benda.
Memanggul tunggul = mudah mendapatkan kesenangan hidup. Kaki belakang direndam
dalam air = perintahnya panas didepan dingin belakang. Pohonnya : Kendayakan =
jadi pelindung orang susah, dan orang minggat.
Burungnya : Gagak = mengerti petunjuk gaib.
Gedungnya didepan = memperlihatkan simbul kekayaannya, pradah hanya lahir.
Bahayanya : Berada di pertengahan umur. Tangkalnya : selamatan nasi pulen
beras sepitrah dikukus, lauknya daging kerbau seharga 21 keteng dimasak
pindang, membelinya tidak menawar. Selawatnya 4 keteng. Doanya : Tolak bilahi.
Candranya : Endra = gemar bertapa brata, angkuh, suka kepada kepanditan. Ketika
kala wuku berada ditimu laut, selama 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.
2.
Landep, dewanya
sangyang Mahadewa = bagus rupanya, terang hatinya, gemar bersemadi. Kakinya
direndam dalam air = perintahnya keras didepan dingin dibelakang, kasih
sayang. Pohonnya : Kendajakan = jadi pelindung orang sakit, orang sengsara dan
orang minggat. Burungnya : Atatkembang = jadi kesukaan para agung, jika
menghambakan diri jadi kesayangan. Gedungnya didepan = memperlihatkan
kekayaannya, pradah hanya lahir.
Bahayannya : korobohan pohon. Tangkalnya :
Selamatan tumpeng beras sepitrah dikukus. Lauknya daging rusa dicacah lalu
dibakar. Selawatnya 4 keteng. Doanya : Kabul. Candranya : Surating raditya =
tajam ingatannya, dapat mengerjakan segala pekerjaan, dapat menggrirangkan hati
orang lain.
3.
Wukir, dewanya
sangyang Mahayekti = besar hatinya, menghendaki lebih dari sesama. Tunggalnya :
didepan = akhirnya hidup senang. Menghadapi air di jembung besar = baik budi
pekertinya. Pohonnya : Nagasari = bagus rupaya, sopan-santun, jika bekerja
dicintai oleh majikannya. Burungnya : Manyar = tak mau kalah dengan sesama,
dapat mengerjakan segala pekerjaan. Gedungnya didepan = memperlihatkan
kekayaannya, pradah hanya lahir. Bahayanya : dianiaya.
Penangkalnya : selamatan nasi uli, beras
sepritah dikukus, daging ayam ayam putih dimasak pakai santan dan sayur lima
macam. Selawatnya 4 keteng. Doanya rajukna. Candranya : Gunung artinya jika
didekati sulit dan berbahaya jika dilihat dari jauh menyedapkan pemandangan.
Ketika kolo wuku berada ditenggara, dalam 7 hari tidak boleh mendatangi tempat
kolo.
4.
Kurantil, dewanya
sangyang Langsur = pemarah. Memanggul tunggal = akhirnya mendapat kesenangan
hidup. Air dalam jimbung besar disebelah kiri = serong hatinya. Pohonnya :
Ingas = tak dapat untuk berlindung, karena panas. Burungnya : Salinditan =
tangkas. Gedungnya terbalik didepan = murah hati. Bahayanya : jatuh memanjat.
Penangkalnya : selamatan tumpeng beras
sepitrah dikukus, lauknya daging ayam lereng dipecal. Selawatnya 7 keteng. Doanya
: rajukna dan pina. Candranya : Woh-wohan = tak tentu rejekinya.Ketika kolo
wuku berada dibawah, dalam 7 hari tak boleh turun dari gunung dan tak boleh
menggali tanah.
5.
Tolu, dapat
menyenangkan hati orang lain, kalau marah berbahaya, tak dapat dicegah,
Tunggulnya : dibelakang = kebahagiannya terdapat dibelakang hari. Pohonnya :
Wijayamulya = sangat indah rupanya, tajam roman mukanya, tinggi
adat-istiadatnya, teliti, suka pada kesunyian, selamat hatinya. Burungnya :
Branjangan = riang tangan, cepat bekerjanya. Gedungnya didepan = suka
memperlihatkan kekayaannya, pradah hanya lahir. Bahayanya = ditanduk atau
disiung.
Penangkalnya : selamatan nasi uduk beras
sepitrah dikukus, lauknya daging ayam dimasak dengan santan. Selawatnya 3
keteng. Doanya : Kabul. Candranya : Wangkawa = angkuh, tidak tetap, suka
bohong.Ketika kolo wuku berada dibarat-laut, dalam 7 hari tak boleh mendatangi
tempat kala.
6.
Gumbreg, dewanya
sangyang cakra = keras budinya, segala yang dikehendakinya segera tercapai, tak
mau dicegah, pengasih. Kakai sebelah yang didepan direndam dalam air =
perintahnya dingin didepan, panas dibelakang. Pohonnya : beringin = jadi
pelindung keluarganya, budinya tinggi. Burungnya : ayam hutan = liar, dicintai
oleh para agung, suka tinggal ditempat sunyi. Gedungnya dikirikan = penyayang,
jika marah taka sayang kepada harta bendanya.
Bahayanya : tenggelam atau kejatuhan dalam.
Tangkalnya : selametan nasi pulen beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam
berumbun yang masih muda dan daun-daun 9 macam. Selawatnya 4 keteng. Doanya :
Rajukna. Candranya : Geter nekger ing wijati = hening pikirannya, perkataannya
nyata redhoan.Ketika “kala wuku” berada di Selatan menghadap utara, dalam 7
hari tidak boleh memandang wajah kala.
7.
Warigalit, dewanya
sangyang asmara = bagus rupanya,senang asmara, cemburuan, hatinya mudah
tersentuh, Pohonnya : sulastri = bagus rupanya, banyak yang cinta. Burungnya :
kepodong – cemburuan, tak suka berkumpul dengan orang banyak. Bahayanya :
tersangkut suatu perkara.
Tangkalnya : selametan nasi urap beras
sepitrah dikukus, lauknya daging kerbau ranjapan (pembelian bersama-sama),
dimasak getjok. Selawatnya 8 keteng. Doanya : tolak bilahi. Candranya : kaju
kemladean ngajak sempal = dimana-mana dapat tumbuh. Ketika “kala wuku” berada
diatas, dalam 7 hari tidak boleh mendatangani tempat kala
8.
Warigagung, dewanya sanghyang
mahajekti = berat tanggungannya, berkeinginan. Tunggulnya : dibelakang –
rejekinya dibelakang hari. Pohonnya : cemara = rame bicaranya, lemah lembut
perintahnya dan dihormati. Burungnya : betet = keras kemauannya, pandai mencari
kehidupan. Gedungnya dua buah dibelakang dan didepan = ichlasnya hanya
setengah. Bahayanya : dimarahi temannya.
Penangkalnya : selamatan nasi uduk bers
sepitrah dikukus, lauknya daging bebek dimasak gurih dan daun-daunan 5 macam.
Selawatnya 5 keteng. Doanya : rasul. Candranya : Ketug lindu = menepati
perkataannya, jika marah menakutkan, tidak mau menerima takdir. Ketika “kala
wuku” berada di utara menghadap ke selatan, dalam 7 hari tidak boleh mendatangani
tempat kala.
9.
Julungwangi, dewanya sanghyang sambu = tinggi
perasaannya, tidak boleh disamai. Mengahadap air dijembung = pradah ikhlasan,
akan tetapi harus diperlihatkan harum = dicintai oleh orang banyak. Burungnya
kutilang = banyak bicara dan perkataannya dipercayai orang, dicintai para
pembesar.
Bahayanya : diterkam harimau. Tangkalnya :
selamatan nasi pulen beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam brumbun dan
uang suwang (+/- 81 ½ sen). Selawatnya : kucing. Doanya Tolak bilahi. Candranya
: kasturi arum angambar = segala kehendaknya belum terjadi telah tersiar banyak
yang cinta.
10
Sungsang, dewanya sanghyang
gana = pemaranh, gelap hati. Air dijebung didepannya +/- pradah, ikhlasan,
harus diperlihatkan pemberiannya, banyak rejekinya. Pohonnya : tanganan = tak
suka menganggur, keras budinya, suka kepada kepunyaan orang lain. Burungnya :
nori = pemboros, jauh kebahagiaannya, murka. Gedungnya terbalik dibelakang =
ikhlasan dengan tidak pakai perhitungan.
Bahayanya : kena besi. Tangkalnya :
selamatan nasi megana dan tumpeng betas 2 pitrah, daun-daunan 9 macam dicampur
dalam tumpeng. Selawatnya 10 keteng. Doanya : Kabul. Candranya : sekar
wora-wari bang = besar amarahnya, tetapi mudah dicegah. Ketika “kala wuku”
berada di timur dalam 7 hari tidak boleh mendatangani tempat kala.
11.
Galungan, dewanya sangyang Komajaya = teguh hatinya, dapat
melegakan hati orang susah, cinta pada perbuatan baik, jauh kepada perbuatan
jahat. Memangku air dalam bokor =suka bersedekah, pengasih, namun sedikit
rejekinya. Pohonnya : Tanganan = ringan tangan, keras budinya, gampang
suka pada kepunyaan orang lain. Burungnya : Bido = besar nafsunya, murka.
Bahayanya
: berselisih.Penangkalnya : selamatan nasi beras sepitrah dikukus, lauknya
daging kambing. Doanya : Selamat pina. Candranya : peksi wonten ing luhur =
jika mencari hasil dengan menundukkan kepala, sebab gora-goda. Ketika kolo wuku
berada di selatan daya, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.
12.Kuningan,
dewanya sangyang Indra = melebihi sesama, tinggi
derajatnya. Pohonnya : Wijayakusuma = rupanya sangat indah, sangat puaka,
tinggi budinya dan teliti, menghindari keramaian, selamat hatinya. Burungnya :
Urang-urangan = cepat bekerjanya, lekas marah, pemalu.
Gedungnya dibelakang, jendelanya tertutup =
hemat. Bahayanya = diamuk..Penangkalnya : selamatan nasi punar beras sepitrah
dikukus, lauknya daging kerbau membelinya beramai-ramai, digoreng. Selawatnya
11 keteng. Doanya : Kabul. Candranya : Garojogan = rame bicaranya, banyak
bohong.Ketika kolo wuku berada di Barat, dalam 7 hari tak boleh mendatangi
tempat kala
13.
Langkir, dewanya
sangyang Kala menggigit bahunya sendiri = besar nafsunya, tidak sayang kepada
badannya sendiri, yang melihat takut, buruk adat-istiadatnya, tidak mau
menurut, murka, banyak larangan. Pohonnya : Ingas dan cemara tumbang = panas
hati, tak boleh didekati orang,
Penangkalnya : selamatan nasi uduk beras
sepitrah dikukus, lauknyadaging kambing dan ikan dimasak pakai santan, sayuran
secukupnya. Selawatnya 5 keteng. Doanya : Slametpina. Candranya : Redi
gumaludug = bicaranya menakutkan, tetapi tidak mengapa.Ketika kolo wuku berada
di selatan daya, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.
14.
Mandasia, dewanya sangyang Brama, kuat budinya, pemaran, tak
mau memberi ampun, jika marah tak dapat dicegah, tegaan. Pohonnya : Asam = kuat
dan dicintai orang banyak, jadi pelindung sengsara. Burungnya : Platukbawang =
kuat budinya, cepat pekerjaannya, tidak sabaran. Gedungnya terguling didepan =
hemat dan banyak rejekinya. Bahayanya : Kena api dan dijahili orang.
Penangkalnya : selamatan nasi merah beras
sepitrah dikukus, sayur bayam merah, daging ayam merah dipindang dan bunga
setaman yang merah. Selawatnya uang baru 40 keteng. Doanya : Slamat. Candranya
: Watu item munggeng papreman lan wreksa gung lebet tancepnya = sabar, tetapi
jika marah kejam.Ketika kolo wuku berada diatas, dalam 7 hari tak boleh
mendatangi tempat kala.
15.
Djulungpujut, dewanya sangyang
guretno, = suka kepada keramaian, tersiar baik, mempunyai kedudukan yang
lumayan. Menghendaki bukit = besar kemaunnya, tak suka diatasi, menghendaki
memerintah. Pohonnya : Rembuknya = indah warnanya, tidak berbau, dimana-mana
jadi kunjungan orang.
Burung
: Prijohan = besar kemauannya, halus budinya. Bahayanya : diteluhPenangkalnya :
selamatan tumpeng beras sepitrah dikukus, daging ayam merah dipanggang, daun-
daunan 9 macam. Selawatnya 30 keteng. Doanya : Balasrewu dan Kunut. Candranya :
Palwa ing samodra = kesana-kemari mencari nafkah, rejekinya tidak kurang.Ketika
kolo wuku, berada di utara dan selatan, dalam 7 hari tak boleh mendatangi
tempat kala.
16.
Pahang, dewanya sangyang
tantra = perkataannya melebihi sesama, tidak sabaran menepati janji. Jembungnya
disebelah kiri dibelakangnya = suka jalan serong. Memanggul senjata tajam =
waspada, kasar perkataannya, panas hati, suka bertikai. Pohonya : Kendayaan =
jadi pelindung orang sakit, orang sengsara dan orang minggat. Burung : Cocak =
gelatak bicaranya. Gedung telentang = boros.
Bahayanya : dianiaya.Penangkalnya :
selamatan nasi uduk beras sepitrah, lauknya daging ayam dimasak sansan,
daun-daunan 11 macem. Selawatnya 9 keteng. Doanya : Rasul.Candranya : Pulo
katinggal saking tebih = tersiar semua tingkah lakunya, lahirnya suci, batinnya
kotor, angkuh, selalu susah.Ketika kolo wuku berada di Barat-Laut dalam 7 hari
tak boleh mengunjungi tempat kala.
17.
Kuruwelut, dewanya sanhyang
wisnu : tajam ciptanya, tinggi dan selamat budinya, melebihi sesama dewa.
Memanggul : cakra = tajam hatinya, berhati-hati. Pohonnya : parijata = jadi
pelindung dan besar kebahagiaannya. Burungnya : puter = jika berbicara
mula-mula kalah, akhirnya menang, tidak pernah bohong, tidak suka terhadap
perkataan yang remeh. Gedungnya didepan = memperlihatkan kekayaannya, puaka tak
dapat dipermudah.
Bahayanya : kena racun daun. Tangkalnya :
selamatan bermacam-macam sayuran, jajan pasar, sekar boreh, tindihnya uang lama
sebaranDoanya : tawil. Candranya : tirta wening = sedikit bicaranya, suci
hatinya, diturut perintahnya, jadi tempat pengungsian. Ketika “kala wuku”
berada diatas, dalam 7 hari tidak boleh mendatangitempat kala.
18.
Mrakeh, dewanya sangsyang
surenggana = tawakal hatinya, agak ingatan, berkesanggupan, berani kepada
kesulitan. Tunggulnya membalik = lekas hidup senang. Pohonnya : Trengguli =
buahnya tidak berguna. Tak mempunyai burung = tak boleh disuruh jauh, tentu
mendapat bahaya. Gedungnya dipanggul = memperlihatkan pemberian. Bahayanya :
tenggelam.
Tangkalnya
: selamatan nasi uduk, daging ayam mulus dimasak dengan santan dan
bermacam-macam ketan. Selawatnya 100 keteng.Doanya : tolak bilahi. Candranya :
pandam ageng amerapit = tawakal, mempunyai hati kasihan kepada orang miskin.
Ketika “kala wuku” berada di utara, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat
kala.
19.
Tambir, dewanya
sanghyang siwa = lahir dan batinnya terkadang berlainan. Pohonnya : Upas =
bukan tempat perlindungan, tajam perkataannya. Burungnya : prenjak = tahu
petunjuk gaib, suka membuat perkabaran yang mengherankan, . Gedongnya ditengah
= tinggi percaya dirinya Bahayanya : terkena pasangan. Tangkalnya :
selamatan nasi pulen beras sepitrah diliwet, lauknya daging bebek dan ayam
dipindang, kuah merah dan putih dan ketimun 25 buah.
Selawatnya : pisau baja dan jarum satu.
Doanya : slamet dina. Candranya : idune lir upas ratjun = dihargai semua perkataannya.
Ketika “kala wuku” berada di barat daya, dalam 7 hari tidak boleh mengunjungi
tempat kala.
20.
Madangkungan,
dewanya sanghyang basuki : ahli bicara, tawakal,
tetap hatinya. Pohonnya : plasa = hanya jadi perhiasan hutan, tidak ada
gunanya. Burungnya : pelug = suka tinggal di air, suka tinggal ditempat sunyi.
Gedungnya di atas = mendewa-dewakan kekayaannya, tawakal, hemat. Bahayanya :
dibunuh pada waktu malam. Tangkalnya
Selamatan nasi punar beras sepitrah
dikukus, lauknya daging ayam kuning (wiring kuning) dan berumbun, digoreng,
jenang merah pada waktu hari kelahirannya. Selawatnya : 5 keteng. Doanya :
ngumur. Candranya : umajang kang tetabuhan = menepati perkataan, dan dapat
menyenangkan hati orang lain. Ketika “kaa wuku” berada di timur, dalam 7 hari
tak boleh mendatangi kala
21.
Maktal, dewanya
sanghyang sakri = lurus hatinya, baik pekerjaannya. Pohonnya : nagasari = bagus
rupanya, lemah lembut tutur katanya, dicintai oleh pembesar. Burungnya : ayam
hutan = liar dan tinggi budinya, banyak tanda-tandanya akan mendapat bahagia,
suka tinggal ditempat sunyi. Gedungnya ditumpangi tunggal = kaya benda dan
dihormati. Bahayanya = bertikai.
Tangkalnya : selamatan nasi uduk, daging
ayam dan bebek dimasak 2 macam, dipindang dan dimasak dengan santan, niatnya :
ngrasul. Selawatnya 4 keteng. Doanya : rasul. Candranya : lesus awor lan
pancawara = lebar pemandangannya, dalam pikirannya. Ketika “kala wuku” berada
di timur laut, dalam 7 hari tak boleh mendatangi kala
22.
Wuje, dewanya
betara kuwera = menggirangkan hati orang lain, perkataannya lurus dan
mengherankan, singkat hati, tetapi sebentar baik. Memasang keris terhunus
disebelah kaki = waspada dan tajam hatinya. Pohonnya : Tal = panjang umurnya,
besar tanda kebahagiannya, kuat dan tetap hatinya. Burungnya : gogik =
cemburuan, tak suka kepada keramaian. Gedungnya terlentang didepan = pengasih.
Bahayanya : diteluh. Tangkalnya : selamatan
jajan pasar secukupnya dan bermacam-macam ketan seharga sataksawe (+/- 10 sen).
Yang dibeli dahulu madu untuk selanunggal rum arum = peteng hati, sukar
dijalani, suka kepada bau harum, besar kehendaknya. Ketika “kala wuku “ berada
di barat, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.
23.
Manahil, dewanya
sangyang Citragatra = menjunjung diri sendiri, dapat berkumpul ditempat ramai,
bakat angkuh, selalu bersedia-sedia untuk membela diri. Air dijembung
dibelakangnya = Arum perintahnya, akan tetapi tak mempunyai pangkat. Memangku
tombak terhunus = waspada dan tajam hatinya.
Pohonnya : Tageron = sedikit faedahnya,
liat hatinya. Burungnya : Sepahan = liar budinya, tajam pikirannya. Bahayannya
: terkena senjata tajam.Penangkalnya : selamatan nasi liwet beras sepitrah,
lauknya daging ayam dan ikan, sayuran secukupnya, sambal gepeng. Selawatnya 8
keteng. Doanya : Selamat tolak bilahi. Candranya : Trenggana abra ing wijit =
sabar segala kemauannya, tak suka menganggur, banyak kemauannya.Ketika kala
wuku berapa di Tenggara, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.
24.
Prangbakat, dewanya sangyang
Bisma = pemarah, tangkas, pemalu, memperlihatkan watak prajurit, menghendaki
jadi pemimpin orang, lurus pembicaraannya, segala yang dikehendaki tak ada
sukarnya. Kakinya kanan direndam dalam air jembung = perintahnya dingin didepan
panas dibelakang. Pohonnya : Tirisan = panjang umurnya, cukup rejekinya, tetap
pikiranya.
Burungnya : urang-urangan = cepat kerjanya.
Bahayanya : memanjat atu karena tingkahnya sendiri. Tangkalnya : selamatan nasi
tumpeng beras sepitrah, lauknya daging sapi, dimasak bumbu manis, sayuran
secukupnya. Selawatnya : pacul. Doanya : aelamat pina. Candranya : wesi trate
pulasani = keras hatinya, cepat kerjanya, pemberi, jujur, belas kasihan. Ketika
“kala wuku” berada dibawah, dalam 7 hari tak boleh turun dari gunung dan
menggali tanah.
25.
Bala, dewanya batari
Durga = suka berbuat huru-hara,membuat berita, jahil, suka bercampur dengan
kejahatan, tak ada yang ditakuti, pandai sekali bertindak jahat. Pohonnya :
cemara = ramai bicaranya, lemah lembut perintahnya dan dihormati.
Burungnya : Ayam hutan = liar budinya, dicintai
oleh pembesar, tinggi budinya, banyak tanda-tanda akan mendapat bahagia, suka
tinggal ditempat yang sunyi. Gedungnya didepan = memperlihatkan kekayaannya,
pradah dilahir. Bahayanya : diteluh dan kena upas.Penangkalnya : selamatan nasi
tumpeng beras sepitrah dikukus, sayur 7 macam, panggang ayam hitam. Selawatnya
40 keteng. Doanya : Rajukna : Udan salah mangsa = rejekinya dari jual
beli.Ketika kala wuku berada di Barat-Laut, dalam 7 hari tak boleh mendatangi
tempat kala.
26.
Wugu, dewanya sangyang
Singajala = banyak akal, lekas mengerti, baik budinya. Pohonya : Wuni sedang
berbuah = siapa yang melihat bagaikan mengidam, akan tetapi jika telah makan,
sering mencela, banyak rejekinya. Burungnya : Podang = cemburuan, tidak suka
berkumpul. Gedungnya tertutup dibelakang = hemat dan pendia. Bahayanya :
digigit ular dan disia-sia.
Penangkalnya : selamatan nasi pulen beras
sepitrah dikukus dan bermacam-macam ketan, jajan pasar, lauknya daging bebek
putih sejodoh dimasak dengan santan. Selawatnya 10 keteng. Doanya: Selamat.
Candranya : awang-uwung = baik budinya.Ketika kala wuku berada di sebelah
Selatan, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.
27.
Wayang, dewanya batari
Sri = banyak rejekinya, pradah, bakti, teliti, dingin perintahnya dicintai oleh
orang banyak. Jembung berisi air didepan dan duduk disitu = sejuk hatinya,
sabar, rela hati, akan tetapi harus diperlihatkan pemberiannya. Pasang keris
terhunus = perintahnya mudah didepan, sukar dibelakang. Pohonnya = Cempaka =
dicintai oleh orang banyak
Burungnya = Ayam hutan = dicintai oleh
pembesar, liar budinya, berbakat angkuh, senang tinggal ditempat yang sunyi.
Bahayanya : kenah tulah dan difitnah.Penangkalnya : selamatan nasi tumpeng
beras sepitrah dikukus, daging kambing kendit dimasak macam-macam ketan, ayam
dimasak sesukanya, sayuran secukupnya. Selawatnya 40 keteng. Doanya : selamat.
Candranya : damar murub, bumi langit = selamat, banyak ilmunya.Ketika kolo wuku
berada diatas, dalam 7 hari tak boleh naik.
28.
Kulawu, dewanya sangyang
Sadana = kuat budinya, besar harapannya. Duduk dijembung berisi air ditepi
kolam = sejuk hatinya, dingin perintahnya. Membelakangi senjata tajam =
pikirannya terdapat dibelakang, kurang pandai. Pohonnya : Tal = panjang
umurnya, besar harapannya, kuat budinya.
Burungnya : Nori, boros, murka. Gedungnya
didepan = memperlihatkan kekayaannya, pradah hanya lahir. Bahayanya : terkena
bisa. Penangkalnya : selamatannasi golong beras sepitrah dikukus, lauknya
daging ayam dan bebek yang berwarna merah, ikan dan daging burung, dimasak
sekehendahnya. Selawatnya 5 keteng. Doanya : Kabula. Candranya : Bun tumetes
ing sendang = ketika kecil miskin, akhirnya besar kebahagiannya, banyak
rejekinya.Ketika kala wuku berada di Utara, dalam 7 hari tak boleh mendatangi
tempat kala.
29.
Dukut, dewanya sangyang
Sakri = keras hatinya. Menghadapi keris terhunus = waspada, tajam pikirannya,
segala yang dilihatnya berhasrat dipunyainya. Pohonnya : Pandan wangi = kiri
tempatnya, dengki, tak boleh didekati. Burungnya : Ayam hutan = dicintai oleh
para pembesar, liar dan tinggi budinya, besar harapannya, suka tinggal ditempat
sunyi.
Membelakangi gedungnya = hemat dan pendiam.
Bahayanya : dimedan perang.Penangkalnya : selamatan nasi tumpeng beras sepitrah
dikukus, lauknya panggang ayam putih mulus dan ayam brumbun. Selawatnya
satakswawe. Doanya : Slamet. Candranya : tunggul asri sesengkeraning nata =
bagus rupanya, penakut.Ketika kala wuku berada di Barat, dalam 7 hari tak boleh
mendatangi tempat kala.
30.
Watugunung, dewanya sangyang
Antaboga dan batari Nagagini. Antaboga = senang tinggal alam untuk bertapa.
Nagagini = gemar kepada asamara. Menghendaki janji = suka bertapa ditempat yang
sunyi, jika menjadi pendita, mendapat kehormatan, gemar bersemedi, sering
bersedih hati. Pohonnya : Wijayakusuma = rupawan, tinggi budinya, tidak suka
pada keramaian, terlihat angkuh, teliti. Burungnya : Gogik = cemburuan.
Bilahinya : teraniaya.
Sumber Saka:
Folder Primbon: File Horoskop.exe:
WUKU DAN KELAHIRAN.doc, DATE: Rabu, 19 September 2007
Artikel
ini Dikirim pada 15
Juli 2008 oleh: Mas Kumitir
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar